Wuaaaaasyuuuu….

wass“Hari ini mbayar, besok gratis” – Jahh…. ungkapan suka-suka ala angkutan berbayar ini memang sangat “menggemaskan”. Bak sebuah janji bahwa ke-gratis-an itu bakalan didapatkan di kemudian hari, padahal kenyataannya hal tersebut ndak akan pernah terjadi – bahkan sampai kiamat tiba. Namun lutjunya, ketika baru pertama kali mbaca kalimat tersebut, secara ndak sadar otak ini telah terakuisisi oleh harapan sesaat yang menggiurkan itu tanpa ampun. Cuman sesaat, setelahnya….,“Wuaaaasyuuu…” – pada sebagian orang, demikian-lah yang akan mereka katakan kemudian.  Jahh, sungguh sangat cerdas yang menciptakannya.

Pada suatu ketika Pak Joko Widodo (JokoWi) berhasil memenangkan hati rakyat Jakarta dan didudukkanlah beliau di kursi DKI-1. Maka munculah banyak harapan. Dan harapan itu semakin menjadi-jadi dikala aksi blusukannya diekpose secara membabi-buta olah beberapa stasiun televisi. Sehari-tiga kali, itu minimal…. Pagi – siang – malam, bak minum obat saja. Bahkan di dini hari ada sebagian stasiun TV yang menayang-ulangkannya. Semuanya terhanyut dan secara ndak sadar pulak para warga Jakarta telah melabeli JokoWi sebagai seorang “pesulap” selain sebagai gubernur. Apakah ini cuman harapan sesaat atau berkelanjutan? – ndak tahu. Tapi yang jelas, sampai saat ini belum ada yang mengatakan “wuaaaaasyuuu”….meski Jakarta masih bersahabat erat dengan sang banjir dan si kemacetan. Jahh, sungguh sangat penyabar warga Jakarta sekarang.

Dan Pak Roy Suryo-pun kini terpilih untuk menduduki pos yang ditinggalkan Pak Andi Malarangeng. Apakah terpilihnya beliaunya akan menghadirkan harapan untuk bisa membenahi bidang kepemudaan dan keolahragaan di negeri ini?? – ndak tahu. Bukan kapasitas saiya untuk mengomentari mengapa dan kenapa beliaunya yang dipilih. Tapi dugaan saiya…. ada banyak orang yang bergumam, “waaaasyuuu..” – tentunya dengan nada dasar dan irama yang berbeda dengan kasus (waaaasyuuuu…) di dua paragraf sebelum paragraf ini. Jahh, adalah hak setiap orang untuk meragukan atau meyakini seseorang bahwa ia bisa memberikan harapan ini-itu atau ndak.

Tapi…., “Hidup adalah misteri” – Ndak ada yang bakalan tahu gimana jadinya-entar hidup ini. Terlalu banyak factor yang mempengaruhi, sehingga sangatlah susah memastikannya. Sekarang jelek belum tentu akhirnya tetap akan begidu. Pun demikian sebaliknya. Hanya “mati” yang pasti, selainnya itu misteri.

Pada akhirnya, harapan bisa jadi hanya sebuah angan-angan semata, bisa pulak akan terwujudkan di kemudian. Jadihh, meski ndak ada kepastian – namun ndak ada salahnya bila harapan itu terus ditumbuhkan. Selalu ada kemungkinan sodara.

3 Tanggapan

  1. Banyak yang meragukan kemampuan pakar telematika ini untuk menjadi menpora. tapi nasi sudah jadi bubur, mari berdoa semoga om roy bisa memajukan olahraga Indonesia.

    • sebenarnya saiya juga ndak begidu yakin, cuman karena ndak ada salahnya untuk berharap maka saiya sediakan waktu saiya untuk sekedar ber-iseng-ria mengamati sepak-terjangnya dalam beberapa minggu kedepan 😉

  2. Fine way of describing, and good piece of writing to get information concerning my presentation
    subject matter, which i am going to convey in school.

Tinggalkan komentar